Saturday, June 25, 2011

it was a charming night

it was a charming night..
yeah..
tinggal menghitung hari saja hingga saya benar-benar meninggalkan tempat yang selama 6 bulan terakhir ini membiayai uang jajan saya.
ya.. tepat di akhir bulan Juni nanti, saya telah resign dari kantor itu.
Tanpa bernangis-nangis ria, tentunya banyak kenangan INDAH bersama setumpuk pekerjaan yang menghalangi jalan pulang hingga pukul 22.00 WIB terkadang.
Momentum yang paling diingat adalah keceriaan dan tertawa kecil hingga ngakak yang meledak di sela-sela pekerjaan yang memburu kami. Bagaimana kami bingung dan terbengong bersama menghadapi kertas Purchase Order yang tidak tahu cara untuk memprosesnya. Bagaimana kami menyantap hidangan lembur hampir setiap harinya.. fiuhh..

Dan 2 hari yang lalu sepulang kantor - padahal baru pk 18.00. Horee! Pulang cepat!! - malam yang terasa lebih panjang itu dipilih sebagai hari yang paling pantas untuk menghabiskan waktu dengan makan malam bersama. Kali ini ga pake judul lembur.

Setelah dibereskan seluruh makanan yang ada di piring dan have a little chat, bergegaslah kami pulang ke tempat bernaung masing-masing. Berbeda dengan hari-hari sebelumnya dimana kami terlalu bingung dengan keputusan akan memakai mobil yang mana, hari itu kami telah tahu dengan pasti mobil mana yang akan kami pakai.
Yap! Mobil merah saja! Lebih bagus lagi kalau ada hiasan B 01 Grogol - M. Angke.
Romantika malam itu langsung terpancar dari nyala lampu (baca: bohlam) tengah mobil yang remang-remang menyinari setiap daripada kami. Seakan kesunyian itu merupakan percakapan terindah yang pernah ada. Semilir angin yang masuk melalui sela-sela jendela pun menyuarakan isi hati yang tak pernah diucapkan.

Ya, tenang saja kawan. Ku tak akan pernah lupa dengan memori kita. Ku tak akan lupa dengan malam romantis itu. Kenangan itu terlalu manis untuk dilupakan begitu saja.

Ku tak akan ucapkan selamat tinggal, namun ku harap akan selalu ada kesempatan untuk bertemu lagi di lain waktu.

See you.

Saturday, June 11, 2011

takut

bagaimana diri ini bisa tak ciut?
bagaimana diri ini bisa tak takut?
dari cara mereka memandang, ku tau mereka sedang melihat ke arah ku.

ya.. Ku tau ku berbeda. Ku tak sama.
tapi hati ini tak pernah salahkan mereka.
hanya otak yang lemah ini sedang bekerja membayangkan siapa dalang dibalik semua hingga perbedaan menyakitkan ini bisa terjadi.

ya. sudah pasti dia.
ku tak pernah setuju dengan rencana sadis miliknya.
juga semua orang.
pembantaian itu. terlalu menyakitkan bagi semua.

jangan salahkan kami bila hingga saat ini ada di antara kami yang sakit hati dengan kalian.
maafkan kami bila terkadang ada di antara kami yang masih sakit hati dengan kalian.



"maaf, situ Tionghoa ya?"



11 June 2011